Home Berita Waspada gigitan ular weling, ini gejala awal dan penanganan pertamanya

Waspada gigitan ular weling, ini gejala awal dan penanganan pertamanya

7

Jakarta (ANTARA) – Baru-baru ini, beredar kabar duka tentang seorang anak bernama Rafa, bocah berusia 12 tahun asal Pekalongan, Jawa Tengah, yang meninggal dunia setelah digigit ular weling. Rafa sempat menjalani perawatan intensif dan koma selama satu bulan sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhirnya.

Sayangnya, upaya medis tak membuahkan hasil, dan Rafa meninggal dunia pada, Minggu 20 Juli 2025, saat menjalani perawatan intensif di RSUP Dr Kariadi, Semarang.

Kabar ini mengundang perhatian publik, terutama karena jenis ular yang menggigit Rafa dikenal memiliki penampilan unik bermotif belang hitam putih yang sekilas tampak indah. Tapi siapa sangka, di balik tampilan-nya yang “cantik”, ular weling menyimpan racun mematikan.

Lalu, apa saja gejala awal yang muncul setelah tergigit ular weling, dan bagaimana langkah pertolongan pertama yang sebaiknya dilakukan? Simak penjelasan lengkapnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber.

Gejala awal menggigit tamparan ular

Ular weling dikenal sebagai salah satu ular berbisa tinggi dengan racun berjenis Neurotoksinyaitu racun yang menyerang sistem saraf. Karena sifat bisanya yang bekerja secara perlahan tanpa menimbulkan gejala mencolok di awal, ular ini dijuluki sebagai “pembunuh senyap” atau pembunuh diam -diam.

Berbeda dari ular berbisa lain seperti kobra yang umumnya menyebabkan bengkak di area gigitan, gigitan ular weling justru sering kali tidak menimbulkan reaksi fisik yang terlihat. Hal ini membuat korban sering terlambat menyadari bahayanya.

Meski tidak terasa sakit di awal, korban gigitan ular weling tetap berisiko mengalami sejumlah gejala serius seiring waktu. Berikut beberapa gejala umum yang bisa muncul:

• Lumpuh atau kesulitan bergerak (paralisis)
• Kejang otot
• Mual dan muntah
• Sakit kepala yang enak
• Nyeri pada perut
• Diare
• Pusing
• Gangguan pernapasan
• Risiko kematian dalam 12–24 jam jika tidak segera ditangani

Penanganan pertama saat digigit ular weling

1. Segera jauhkan korban dari lokasi ular

Pindahkan korban ke tempat yang aman untuk menghindari serangan susulan. Jika memungkinkan, perhatikan ciri-ciri fisik ular agar memudahkan tim medis mengenali jenis racun-nya.

2. Tenangkan korban dan batasi gerakan

Usahakan agar korban tetap dalam kondisi tenang dan tidak banyak bergerak. Aktivitas berlebihan bisa mempercepat penyebaran racun ke seluruh tubuh melalui aliran darah.

3. Stabilkan (mobilisasi) bagian tubuh yang tergigit

Gunakan alat sederhana seperti kayu atau kain untuk menopang bagian tubuh yang terkena gigitan agar tidak bergerak. Hindari mengikat terlalu kencang karena bisa mengganggu sirkulasi darah.

4. Bersihkan luka dengan air mengalir

Cuci area gigitan menggunakan air bersih tanpa menggosok. Jangan menghisap racun, menyayat luka, atau menusuk area gigitan karena justru dapat memperburuk kondisi.

5. Lepaskan aksesoris atau pakaian ketat

Jika gigitan terjadi di lengan atau kaki, segera lepas cincin, gelang, sepatu, atau pakaian yang ketat untuk mengantisipasi pembengkakan.

6. Jangan coba mengeluarkan racun dengan mulut

Menghisap racun atau menyayat luka untuk mengeluarkan bisa sangat berisiko dan bisa menyebabkan infeksi atau pendarahan lebih parah.

7. Segera bawa korban ke fasilitas kesehatan terdekat

Penanganan medis secepatnya sangat penting. Rumah sakit akan memberikan antivenom (serum penawar racun) dan alat bantu pernapasan jika diperlukan. Jika ternyata ular tidak berbisa, dokter akan memberikan antibiotik dan serum antitetanus sebagai bentuk pencegahan infeksi.

Baca juga: Ular weling masuk rumah: Kenali penyebab dan cara untuk cegahnya

Baca juga: Mengenal ular weling, “pembunuh senyap” yang tewaskan bocah Pekalongan

Baca juga: Peneliti: Bisa ular weling lebih mematikan dibanding kobra

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Source link