“Dia sangat dekat dengan kita, anak buahnya. Sangat dekat, bahkan menganggap kita putranya sendiri, seperti ketika Covid-19 memukul kita satu per satu untuk menjaga situasi kita,”
Jakarta (ANTARA) – Kedukaan menyelimuti rumah duka di mana jenazah almarhum Marsekal Pertama TNI Fajar “Red Wolf” Adriyanto disemayamkan, di Jalan Trikora XI Nomor K-14, Kompleks TNI AU Trikora, di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan.
Para pelayat hadir silih berganti sejak siang hari hingga petang hari menjelang malam.
“Dia sangat dekat dengan kami, anak buahnya. Itu sangat dekat, bahkan menganggap kami putranya sendiri, misalnya ketika Covid-19 memukul kami satu per satu untuk menjaga situasi kami,” kata salah satu mantan anggotanya di TNI AU, Lena Satriyati, ditemukan antara malam itu.
Ia menyatakan, berbagai pertanyaan tentang kondisi kesehatan masing-masing anggota keluarga anggota Dinas Penerangan TNI AU yang dipimpin Fajar itu mencerminkan betapa serius sang atasan itu memperhatikan para anggotanya. “Beliau tidak membedakan status anggotanya, sama semua bahwa semua harus sehat walafiat,” katanya.
Di antara ratusan pelayat yang hadir adalah mantan Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI (Purn) Fadjar Prasetyo dan Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim, Asisten Intelijen Kepala Staf TNI AU, Marsekal Muda TNI Untung Surapati, dan banyak lagi pejabat militer dari ketiga angkatan TNI, baik yang masih aktif ataupun sudah purnawira.
Baca juga: Marsma TNI Fajar Adriyanto gugur dalam kecelakaan pesawat di Bogor
Baca juga: Pesawat FASI jatuh, TNI AU benarkan Marsma Fajar meninggal dunia
Sementara itu, salah satu kawan satu angkatan almarhum di Akademi Angkatan Udara, Marsekal Pertama TNI Aldrin Petrus Mongan, yang juga melayat, mengemukakan kenangannya bersama almarhum, bahwa kawannya itu seorang dengan pemikiran yang sangat progresif dan inovatif.
Menurut rencana, jenazah dan keluarga yang berduka akan berangkat ke Probolinggo, di mana jenazah almarhum akan dimakamkan besok siang. Almarhum Fajar “Red Wolf” Adriyanto meninggalkan seorang istri, Dewi Kurnia, dan dua anak, Naufal F Sandy Kusuma dan Akmal F Randy Kusuma.
Marsekal Pertama TNI Fajar Adriyanto merupakan lulusan AAU 1992 dan penerbang tempur F-16 Fighting Falcon dengan call sign “Red Wolf”.
Dalam karier militernya, ia pernah menjadi komandan Skuadron Udara 3, komandan Pangkalan Udara TNI AU Manuhua, kepala Dinas Penerangan TNI AU, kepala Puspotdirga, asisten Potdirga Kaskoopsudnas, dan terakhir kepala Poksahli Kodiklatau.
Ia dikenal para atasan, sejawat, dan para anak buahnya sebagai sosok berdedikasi tinggi dan menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah TNI AU, termasuk keterlibatannya dalam peristiwa udara dengan pesawat F/A-18 Hornet Angkatan Laut Amerika Serikat di Pulau Bawean.
Puluhan karangan bunga hadir di jalan-jalan menuju rumah duka, di antaranya dari Kepala Biro Informasi Pertahanan, Brigadir Jenderal TNI Frega Wenas Inkiriwang, Direktur Jenderal Potensi Pertahanan, Laksamana Muda TNI Sri Yanto, dan juga berbagai komunitas pegiat dan pengkaji pertahanan, di antaranya Jakarta Defence Society.
Wanita: Ade P.
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.