Istanbul (ANTARA) – Ribuan demonstran pro-Palestina di Australia berbaris melintasi Sydney Harbour Bridge pada Minggu untuk menyerukan gencatan senjata di Jalur Gaza dan agar bantuan kemanusiaan diizinkan masuk ke wilayah tersebut.
Palestine Action Group telah melakukan pawai mingguan setiap Minggu sejak Oktober 2023, namun ini adalah pertama kalinya kelompok itu mengadakan protes di jembatan ikonik Sydney tersebut.
“Kelaparan yang disengaja terhadap 2 juta warga Gaza merupakan bagian dari rencana yang lebih luas, yang berulang kali diumumkan oleh para pemimpin Israel, untuk membunuh atau mengusir seluruh penduduk Palestina dari Gaza. Ini adalah genosida,” kata kelompok itu.
Palestine Action Group Sydney menyelenggarakan Pawai untuk Kemanusiaan dengan mengajak semua orang, setiap individu dan setiap organisasi, yang tidak tahan untuk tidak berbuat apa-apa dalam menghadapi kekejaman untuk bergabung dengan mereka.
Organisasi itu mengatakan bahwa acara tersebut “akan mengirimkan pesan yang kuat kepada dunia, kepada Gaza, kepada Israel, dan kepada Pemerintah kami sendiri, bahwa kami bertekad untuk membela kemanusiaan,” dan menyerukan kepada pihak berwenang untuk memfasilitasi acara tersebut.
Kepolisian NSW mengatakan di X bahwa demi keselamatan publik, mereka akan bekerja sama dengan para pengunjuk rasa untuk mengeluarkan semua orang dari jembatan dengan aman, tetapi secara bertahap.
Dalam aksi tersebut, seorang senator Partai Hijau untuk New South Wales, Mehreen Faruqi, berpidato di hadapan massa, menyerukan “sanksi terberat terhadap Israel.”
Selain anggota partai, Pendiri WikiLeaks, Julian Assange, juga termasuk di antara mereka yang berunjuk rasa.
Sumber: Anatolia
Baca juga: Hamas tolak letakkan senjata sebelum negara Palestina merdeka terwujud
Baca juga: Inggris kecam penembakan warga Gaza pencari bantuan kemanusiaan
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.