Home Berita Konflik Kamboja-Thailand dan peran Indonesia sebagai juru damai

Konflik Kamboja-Thailand dan peran Indonesia sebagai juru damai

7

Indonesia masih tetap optimistis bahwa Thailand dan Kamboja dapat menyelesaikan ketegangan dengan cara yang damai dan sesuai dengan semangat ASEAN

Jakarta (ANTARA) – Pertempuran kembali meletus di perbatasan Kamboja dan Thailand. Api dalam sekam tiba-tiba membara usai ketegangan berbulan-bulan yang bermula dari bentrokan antara satuan militer kedua negara yang merembet ke ketegangan diplomatik.

Setelah kedua pihak sepakat menahan diri usai bentrokan bersenjata pada 28 Mei yang menewaskan seorang tentara Kamboja, perseteruan tak kunjung reda. Usaha Kamboja menyelesaikan isu ini lewat Mahkamah Internasional (ICJ) ditolak Thailand yang lebih memilih jalur negosiasi bilateral.

Konflik ini bahkan telah menimbulkan korban politik domestik. Paetongtarn Shinawatra ditangguhkan dari jabatannya sebagai Perdana Menteri Thailand usai percakapan teleponnya dengan Ketua Senat Kamboja Hun Sen, yang membincangkan krisis di perbatasan, bocor ke publik dan menimbulkan protes.

Dua insiden ledakan ranjau di sepanjang perbatasan Kamboja-Thailand yang melukai personel militer Thailand berujung pada keputusan Bangkok menarik duta besar dari Phnom Penh dan mengusir duta besar Kamboja pada 23 Juli. Baku tembak antara militer kedua negara pun meletus keesokan harinya.

Hingga Ahad, 35 orang dilaporkan tewas akibat pertempuran tersebut. Korban tewas terdiri atas 14 warga sipil dan delapan tentara di Thailand, serta 13 korban tewas di Kamboja.

Dilaporkan sudah lebih dari 60.000 orang di Thailand dievakuasi dari 14 distrik di empat provinsi yang berdekatan dari medan tempur. Di sisi seberang, 80.000 warga Kamboja dari tiga provinsi perbatasan sudah dievakuasi ke tempat aman.

Negara yang tidak terkait dengan konflik kedua negara tersebut pun juga sudah kena apesnya usai sebuah artileri jarak jauh dari Kamboja dilaporkan salah sasaran dan jatuh di Laos.

Sebagai pemegang Keketuaan ASEAN tahun ini, Malaysia sudah mengambil tindakan untuk mendamaikan kedua pihak berseteru itu. Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad Hasan mengatakan bahwa mitranya dari Thailand dan Kamboja sepakat masalah ini harus diselesaikan sendiri.

Baca juga: PM Anwar fasilitasi negosiasi Thailand-Kamboja di Putrajaya

“Mereka sepenuhnya percaya terhadap Malaysia dan meminta saya menjadi mediator,” kata Menlu Malaysia yang akrab disapa Tok Mat itu.

Ia berkata bahwa Malaysia harus bertindak sebagai mediator terlebih dahulu karena perseteruan ini adalah masalah internal blok Asia Tenggara.

Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dan Penjabat Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai pun dipastikan segera bertemu di Kuala Lumpur untuk membahas soal konflik perbatasan antara mereka.

Sengketa perbatasan

Konflik ini sebenarnya bukan yang tiba-tiba terjadi begitu saja, karena pangkalnya adalah sengketa perbatasan yang digariskan kuasa kolonial lebih dari seabad yang lalu serta perebutan bangunan candi yang bernilai penting bagi kedua negara.

Persimpangan perbatasan antara Thailand, Laos, dan Kamboja, atau yang dikenal sebagai Segitiga Zamrud, adalah rumah bagi sejumlah candi kuno Khmer-Hindu, di antaranya Tam Muen Prasat Thom, Prasat ta muen segalanyadan Berlatih u.

Baca juga: Marty Natalegawa: perlu peningkatan diplomasi konflik Thailand-Kamboja

Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Source link