Hohhot (ANTARA) – Terletak di jalan utama di Enhe, satu-satunya kota kelompok etnis Rusia di Daerah Otonom Mongolia Dalam di China, kafe milik Wang Xiufen menguarkan aroma hangat khas kayu. Wangi kopi yang baru diseduh bercampur dengan aroma alami kayu, menguar dari sebuah kabin tua yang merupakan rumah tradisional bergaya Rusia.
Begitu memasuki kafe tersebut, mata pengunjung akan langsung tertuju kepada kain-kain penuh warna, yaitu permadani buatan tangan, warna-warni hiasan dinding rajutan, dan ornamen wol rumit yang semuanya dibuat oleh Wang sendiri. Bagi Wang, pewaris kerajinan tekstil etnis Rusia, kafe ini lebih dari sekadar tempat usaha, melainkan jendela untuk memamerkan tradisi etnisnya.
“Dahulu, (keterampilan) menenun diwariskan secara turun-temurun dalam keluarga saya, namun anak muda tidak begitu tertarik,” ujar Wang.
“Kini, mereka datang untuk meminum kopi, memotret dekorasi tersebut, yang sempurna untuk dibagikan di media sosial, dan tiba-tiba, mereka ingin tahu lebih banyak dan bahkan mempelajarinya,” katanya.
Di berbagai komunitas etnis di Mongolia Dalam, banyak pewaris kerajinan tradisional mengemas kebudayaan mereka yang berharga dalam konteks yang baru agar warisan tersebut tidak lagi terasa seperti peninggalan kuno, tetapi bagian yang hidup dan relevan dengan kehidupan masa kini.
Tak jauh dari Enhe, pewaris tradisi lainnya memberikan sentuhan baru pada keterampilan yang dia tekuni. Fu Yanmei telah menghabiskan lebih dari 20 tahun membuat lieba, transliterasi bahasa Mandarin dari kata “roti” dalam bahasa Rusia. Toko roti miliknya, yang dahulu hanya tempat perdagangan yang sepi, kini ramai dengan berbagai aktivitas. Beberapa tahun yang lalu, dia meluncurkan program membuat lieba, mengundang para pengunjung untuk membentuk sendiri adonan roti mereka.
Namun, Fu tidak hanya membiarkan para pengunjung memanggang roti. Dia juga menceritakan sejarah lieba dan bagaimana roti itu dibuat menggunakan ragi alami tanpa bahan tambahan. Menurut Fu, sebagian besar partisipan program itu adalah wisatawan muda. “Mencicipi lieba yang mereka buat sendiri merupakan kebahagiaan yang (akan) mereka ingat,” tuturnya.
Jauh ke sebelah timur, di Wilayah Otonom Oroqen di dekat Pegunungan Khingan Raya, masyarakat Oroqen, salah satu kelompok etnis terkecil di China, juga menghadirkan semangat baru dalam warisan budaya mereka.
Dahulu, mereka membuat kano, ayunan, keranjang, serta berbagai perkakas dan wadah lainnya dari kulit kayu birch, yang bernilai tinggi karena sifatnya yang tahan air dan tahan lama. Saat ini, di museum warisan budaya takbenda Oroqen, Meng Shuling, seorang ahli kerajinan kulit kayu birch, memamerkan berbagai benda tradisional beserta inovasi modern hasil kreasinya.
Bengkel kerja miliknya memajang anting dari kulit kayu birch yang elegan, magnet kulkas yang berkilau, dan liontin mungil berbentuk ayunan, yang seluruhnya merupakan kreasi yang memadukan tekstur alami bahan tersebut dengan selera kontemporer.
“Tradisi lama tidak boleh terus terkungkung di masa lalu,” ujar Meng. Jemarinya mengusap sebuah kotak perhiasan dari kulit kayu birch.
Selain berbagai upaya akar rumput tersebut, dukungan kelembagaan juga mendorong kebangkitan kembali kerajinan tradisional. Sejak 2023, institut pengembangan kebudayaan dan pariwisata Mongolia Dalam, yang menjalin kolaborasi dengan beberapa universitas, telah meluncurkan program untuk menghidupkan kembali warisan budaya takbenda lewat pemanfaatan kreativitas generasi muda.
Inisiatif ini mendorong para mahasiswa untuk mengambil inspirasi dari elemen-elemen warisan budaya takbenda guna menciptakan ilustrasi digital, karakter kekayaan intelektual (intellectual property/IP), dan desain fesyen. Hingga saat ini, inisiatif itu telah menghasilkan lebih dari 300 karya bertema warisan budaya takbenda serta kerajinan tangan dan draf rancangan kreatif.
“Anak muda menginginkan sesuatu yang dapat mereka kenakan, pajang, dan apresiasi setiap hari. Itulah cara kami menjaga keterampilan tersebut tetap hidup,” kata Meng.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.