Jakarta (ANTARA) – Kementerian Koordinator Bidang Pangan (Kemenko Pangan) menyebut pembentukan 80.000 unit Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) di seluruh Indonesia berperan dalam menciptakan lapangan kerja.
Deputi Bidang Koordinasi Tata Niaga dan Distribusi Pangan Kemenko Pangan Tatang Yuliono mengatakan proyeksi penyerapan tenaga kerja dari KDMP meliputi 240 ribu pengelola koperasi, 400 ribu pengurus koperasi, 240 ribu pengawas koperasi, dan 560 ribu tenaga unit usaha (seperti toko, apotek, penyimpanan dingindan logistik).
Totalnya, lebih dari 1,4 juta lapangan kerja baru akan terbuka, khususnya bagi pemuda dan masyarakat desa.
“Mekanisme perekrutannya akan dilakukan oleh para pemangku kepentingan di tingkat daerah, agar selaras dengan potensi lokal masing-masing wilayah,” kata Tatang di Jakarta, Senin.
KDMP juga dirancang menjadi platform berbasis e-commercesebagai jawaban atas perubahan perilaku konsumen dan tren perdagangan digital global.
Baca juga: KDMP terapkan sistem tanpa tunai untuk tata kelola transparan
“Kita tengah merancang transformasi KDMP menjadi platform e-commercesebagaimana tren saat ini. Produk dalam negeri harus punya ruang lebih luas untuk dikenalkan ke seluruh penjuru tanah air,” ujarnya.
Melalui dukungan infrastruktur digital dan kolaborasi antarinstansi, KDMP tidak hanya memperkuat distribusi bahan pokok secara merata dan terjangkau, tapi juga menjadi jembatan bagi produk lokal desa untuk menembus pasar ekspor.
Setiap unit KDMP ditargetkan mampu mengelola transaksi harian senilai Rp5 juta hingga Rp9 juta, dengan dominasi dari sektor beras, LPG, dan pupuk.
Selain itu, pemerintah terus mengakselerasi penguatan ekonomi desa melalui program KDMP, yang tidak hanya dirancang sebagai sarana distribusi kebutuhan pokok, tetapi juga sebagai simpul strategis pembangunan ekonomi kerakyatan.
Baca juga: Kemenko Pangan pastikan KDMP dan BUMDes tidak tumpang tindih
Keterlibatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Bulog, Telkom, dan Himbara akan membentuk ekosistem kolaboratif yang menghubungkan produksi lokal dengan akses pasar, logistik, pembiayaan, hingga layanan publik seperti klinik dan apotek desa.
Menurutnya, ini adalah transformasi koperasi menjadi lembaga ekonomi produktif berbasis komunitas.
“Dengan begitu, margin yang selama ini dinikmati tengkulak atau distributor besar, bisa kembali ke rakyat,” imbuhnya.
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.