Home Berita Delegasi EU: Kualitas mahasiswa tentukan kuota beasiswa tiap negara

Delegasi EU: Kualitas mahasiswa tentukan kuota beasiswa tiap negara

7

Jakarta (ANTARA) – Counsellor/Head of Cooperation, Delegasi Uni Eropa (EU) untuk Indonesia, Thibaut Portevin mengatakan jumlah kuota penerima beasiswa Uni Eropa untuk Indonesia ditentukan oleh mahasiswa itu sendiri.

“Jadi, yang benar-benar menentukan jumlah mahasiswa Indonesia yang akan belajar di Eropa adalah mahasiswa Indonesia sendiri. Kami tidak memiliki kuota per negara. Kualitas pelamar yang menentukan kuota dari setiap negara,” kata Thibaut pada acara Pra-Keberangkatan Penerima Beasiswa Erasmus+ di Jakarta, Sabtu.

Thibaut menjelaskan bahwa dalam beberapa tahun terakhir jumlah mahasiswa di banyak negara, terutama di Eropa, meningkat secara signifikan.

“Kami sangat optimis bahwa pelamar beasiswa asal Indonesia akan bertambah. Saya rasa mereka sangat dinamis dan kreatif. Banyak universitas yang sangat dinamis di Eropa,” katanya.

Menurut Thibaut, pendidikan tingkat tinggi dan penelitian merupakan salah satu prioritas kerja sama Uni Eropa dalam Strategi Global Gateway untuk menggerakkan investasi infrastruktur dan memperkuat hubungan dengan negara-negara mitra, termasuk Indonesia.

Ia juga menyampaikan bahwa tahun ini pihaknya akan menyelenggarakan Pameran Pendidikan Tinggi Eropa di Jogjakarta dan Jakarta.

“Kami melihat banyak partisipasi dari berbagai universitas di Indonesia. Jadi, saya cukup yakin dengan sistem pendidikan tinggi Indonesia dan kami melihat bahwa ini benar-benar merupakan peluang untuk mempromosikan kemitraan antara Uni Eropa dan Indonesia,” katanya.

Sebanyak 260 mahasiswa dan dosen Indonesia berhasil meraih beasiswa Erasmus+ tahun akademik 2025, yang didanai Uni Eropa, untuk mengenyam pendidikan di berbagai universitas di Eropa.

Dari total 260 penerima beasiswa, 73 di antaranya adalah penerima beasiswa Erasmus Mundus Joint Master’s (EMJM), yang menempatkan Indonesia di peringkat ke-8 di antara penerima beasiswa EMJM terbanyak di dunia.

Mereka akan menempuh program pascasarjana hingga dua tahun di dua negara anggota Uni Eropa atau lebih untuk mempelajari bidang studi akademik.

Selain EMJM, 187 mahasiswa dan dosen lainnya juga telah mendapat beasiswa pertukaran Erasmus+ jangka pendek untuk belajar, mengajar, atau mengikuti pelatihan di universitas-universitas Eropa.

Sebaliknya, 75 mahasiswa dan akademisi asal Eropa juga datang ke Indonesia untuk belajar dan mengajar dengan beasiswa yang sama. Sejak diluncurkan pada 2004, hampir 3.000 mahasiswa dan dosen Indonesia berhasil meraih beasiswa Erasmus+.

Baca juga: 260 Mahasiswa, dosen Indonesia raih beasiswa Erasmus+ Uni Eropa

Baca juga: Alumni Erasmus+ dorong penyebaran pesan peduli lingkungan

Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Azis untuk membangun
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Source link