Home Berita BMKG: Tidak ada badai geomagnetik, hanya gangguan kecil di Indonesia

BMKG: Tidak ada badai geomagnetik, hanya gangguan kecil di Indonesia

3

Jakarta (ANTARA) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan tidak terdeteksi adanya badai geomagnetik signifikan dari gangguan aktivitas magnet bumi dalam sepekan terakhir dan dampaknya di wilayah Indonesia dalam kategori minimum.

Ketua Tim Bidang Geofisika Potensial BMKG Syrojudin yang dikonfirmasi di Jakarta, Jumat, menjelaskan bahwa gangguan tersebut dipicu oleh aliran angin matahari berkecepatan tinggi dari lubang korona di matahari, atau dikenal sebagai Lubang Koronal Aliran Kecepatan Tinggi (Ch HSS).

“Ini hanya gangguan kecil, tidak berdampak signifikan terhadap Indonesia,” kata Syrojudin, menanggapi hasil monitoring indeks magnet bumi di wilayah utara dan selatan Indonesia.

Dia menjabarkan bahwa indeks magnet bumi adalah indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat gangguan pada medan magnet bumi.

Baca juga: Tingkat kerawanan tinggi, BMKG minta prioritaskan OMC di Muaro Jambi

BMKG memantau dua jenis indeks utama, yaitu indeks K dan indeks A. Indeks K dihitung dalam interval tiga jam dengan skala 0 hingga 9, sementara indeks A adalah rata-rata fluktuasi magnetik harian yang dihitung dari delapan titik data.

Dalam periode sepekan terakhir, observatorium magnet bumi BMKG di wilayah utara Indonesia (Deli Serdang dan Manado) mencatat gangguan aktif dengan indeks K maksimum mencapai 5 dan indeks A maksimum sebesar 17,5.

Hal serupa juga terekam di wilayah selatan (Lampung – Alor, NTT), dengan indeks K maksimum sebesar 5 dan indeks A maksimum mencapai 10,625.

Dia menegaskan bahwa nilai-nilai tersebut masih dalam ambang kategori gangguan aktif, belum memasuki tingkat badai geomagnetik yang berpotensi mengganggu sistem navigasi satelit, komunikasi radio, atau jaringan listrik.

Meski demikian, BMKG terus melakukan pemantauan secara berkelanjutan terhadap aktivitas geomagnetik global untuk mengantisipasi potensi gangguan yang lebih kuat, terutama yang bisa berdampak pada sektor penerbangan dan teknologi komunikasi.

Baca juga: BMKG deteksi peningkatan titik panas di Kalimantan dan Sumatera
Baca juga: BMKG bangun gedung radar cuaca tipe S-Band di Natuna

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Source link