Jakarta (ANTARA) – Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Institute Yukki Nugrahawan mendorong agar pemerintah bersinergi dengan pelaku usaha untuk melakukan reformasi sistem logistik nasional dengan lima prioritas kebijakan.
Kelima fokus itu adalah meningkatkan ketersediaan infrastruktur logistik baik darat, laut, dan udara; meningkatkan tata kelola fiskal dan tata niaga logistik yang mudah, efisien, dan optimal.
“Lebih lanjut, melakukan harmonisasi regulasi serta proses birokrasi yang mudah dam tidak berbelit, dan mendorong revitalisasi armada angkutan untuk mendorong performa operasional logistik,” kata Yukki dikutip di Jakarta, Sabtu.
Selanjutnya, fokus kelima, ujar Yukki, adalah meningkatkan kapasitas para pelaku usaha logistik dan rantai pasok serta SDM yang berada pada sektor logistik, khususnya dalam proses digitalisasi dan manajemen sistem logistik darat, laut, dan udara.
Reformasi sistem logistik nasional, kata Yukki, penting untuk meningkatkan daya saing.
“Untuk menekan biaya logistik yang rendah menjadi keharusan agar daya saing Indonesia meningkat. Kami menilai lima rekomendasi fokus kebijakan ini perlu dilakukan secara komprehensif dan berjalan bersama-sama,” ujar Yukki.
Menurut paparan ALFI Institute, meskipun telah terjadi tren penurunan biaya logistik nasional per PDB dari 26 persen pada tahun 2014 menjadi 14,3 persen per PDB pada tahun 2024, tapi secara perbandingan dengan negara kawasan Asia Tenggara, Indonesia masih tergolong lebih tinggi dibandingkan Vietnam, Malaysia, dan Singapura.
Secara spesifik, Yukki mengatakan tingginya biaya logistik per PDB ini dipengaruhi oleh berbagai macam biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh pelaku usaha yang meliputi biaya transportasi maupun pergudangan, serta administrasi manajemen logistik.
Namun, secara makro, Yukki melihat tingginya biaya logistik nasional ini tidak terlepas dari ketersediaan infrastruktur logistik yang belum terintegrasi dan merata, serta rantai pasok yang belum efisien,
“Ketersediaan infrastruktur logistik dan manajemen rantai pasok yang secara kuantitas dan kualitas meningkat tidak hanya dapat menurunkan biaya logistik, namun lebih dari itu juga menegaskan posisinya sebagai pusat utama perdagangan dan jasa serta investasi,” katanya.
Baca juga: UD Trucks jalani kerja sama dengan Patra Logistik
Baca juga: Menko Perekonomian: Biaya logistik harus terus ditekan
Baca juga: ALFI usul pemanfaatan pelabuhan alternatif kurangi kongesti Priok
Baca juga: ALFI Jatim minta peremajaan peralatan bongkar muat kapal Tanjung Perak
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Indra Arief Pribadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.