Home Berita ASEAN akan gelar pertemuan langka menteri ekonomi dan luar negeri. Ada apa?

ASEAN akan gelar pertemuan langka menteri ekonomi dan luar negeri. Ada apa?

6

KUALA LUMPUR: Para menteri luar negeri dan ekonomi ASEAN akan mengadakan pertemuan tidak lama lagi. Ini adalah peristiwa langka yang oleh para pengamat disebut sebagai pergeseran strategi ASEAN dan respons terhadap kondisi global yang tak menentu saat ini.

Pertemuan semacam ini pertama dilakukan pada 1999, sempat direncanakan juga pada 2003 namun tidak pernah tercatat terlaksana. Artinya, pertemuan mendatang bisa menjadi yang pertama dalam 26 tahun.
Advertisement

Pertemuan ini diungkapkan pada 11 Juli oleh Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad Hasan usai pertemuan dengan para menlu ASEAN lainnya. Hasan mengatakan bahwa pertemuan itu bertujuan untuk mengembangkan “respons regional yang lebih terkoordinasi terhadap tekanan ekonomi dan meningkatnya ketegangan perdagangan.”

Pertemuan yang direncanakan selama empat hari ini berlangsung di tengah ketidakpastian geopolitik dan perdagangan akibat pengumuman Presiden Amerika Serikat Donald Trump tentang revisi tarif ke sejumlah negara, termasuk negara-negara Asia Tenggara.

Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn mengatakan kepada kantor berita Bernama pada Jumat lalu bahwa tanggal pertemuan belum ditetapkan, namun akan diselenggarakan sebelum KTT ASEAN yang dijadwalkan di Kuala Lumpur pada 26–28 Oktober mendatang.

Para pengamat menggambarkan dilakukannya pertemuan ini sebagai langkah menuju “pragmatisme strategis”, yang mencerminkan kesadaran ASEAN bahwa keputusan ekonomi tidak bisa lagi dipisahkan dari realita politik dan bahwa negara-negara anggota tidak bisa lagi bergerak sendiri-sendiri.

“Pertemuan bersama para menteri luar negeri dan menteri ekonomi ASEAN bukan hanya simbolis, tapi mencerminkan langkah sadar menuju integrasi kebijakan sebagai respons terhadap lanskap global yang makin tidak stabil,” kata Khoo Ying Hooi, pakar hubungan internasional dari Departemen Studi Internasional dan Strategis Universiti Malaya.
Advertisement

Khoo menambahkan bahwa guncangan eksternal seperti eskalasi tarif perdagangan, kerentanan rantai pasok, dan persaingan strategis yang intens antara kekuatan besar memaksa ASEAN harus tampil dengan koherensi dan kemampuan beradaptasi yang lebih baik.

“Meskipun terlambat, konvergensi ini menunjukkan pengakuan ASEAN bahwa tata kelola yang terkotak-kotak tidak lagi dapat dipertahankan,” ujarnya.

ASEAN saat ini terdiri dari 10 negara anggota, dengan Timor-Leste diperkirakan akan resmi menjadi anggota ke-11 dalam KTT para pemimpin pada Oktober 2025.