Home Business INACA dorong strategi hadapi tantangan industri penerbangan nasional

INACA dorong strategi hadapi tantangan industri penerbangan nasional

6

[ad_1]

Diperlukan langkah-langkah strategis jangka pendek, menengah dan panjang, agar tantangan ini bisa segera teratasi dan industri penerbangan pulih seperti sebelum pandemi COVID-19.

Jakarta (ANTARA) – Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional Indonesia atau Indonesian National Air Carriers Association (INACA) mendorong strategi jangka panjang guna memperkuat daya tahan industri penerbangan nasional menghadapi tantangan global dan menjaga kesinambungan layanan udara di seluruh Indonesia.

“Selama tahun 2024 dan 2025 industri penerbangan nasional masih belum membaik dan masih menghadapi banyak tantangan baik tantangan global maupun nasional,” kata Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.

Menurutnya, memanasnya kondisi geopolitik global mempengaruhi berbagai hal dalam industri penerbangan, seperti terganggunya rantai pasok untuk pesawat dan sparepart, serta harga minyak dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang cenderung meningkat.

Di dalam negeri, katanya lagi, dampak pandemi COVID-19, kebijakan serta iklim usaha yang diwarnai persaingan bisnis tajam, juga membuat industri penerbangan belum kembali seperti sebelum pandemi.

Hal itu mengakibatkan jumlah penumpang domestik untuk penerbangan berjadwal selama tahun 2024 stagnan dengan tahun 2023. Selain itu, jumlah pesawat juga turun karena banyak pesawat yang masuk perawatan Repair and Overhaul (MRO) dan kesulitan mendapatkan spareparts.

Menurutnya, terdapat beberapa tantangan penerbangan nasional, baik untuk maskapai penerbangan berjadwal, tidak berjadwal, dan kargo yang harus disikapi bersama stakeholder penerbangan, yaitu regulasi yang kurang fleksibel; risiko nilai tukar rupiah terhadap dolar AS; pengadaan spareparts; hubungan dengan pengelola bandara dan Airnav.

Selanjutnya masalah operasional penerbangan tidak berjadwal (terbang malam, terbang khusus, air ambulance dan lainnya; serta Ilegal charter (penerbangan charter ilegal).

“Diperlukan langkah-langkah strategis jangka pendek, menengah dan panjang, agar tantangan ini bisa segera teratasi dan industri penerbangan pulih seperti sebelum pandemi COVID-19,” ujar Denon.

INACA berharap pembahasan permasalahan industri penerbangan secara holistik dan komprehensif mulai dari bisnis dan operasional penerbangan sampai dengan hal-hal pendukungnya dengan melibatkan pemerintah lintas kementerian dan lembaga; kalangan bisnis; akademisi; media; dan masyarakat dapat dilanjutkan.

Kedua, dilanjutkan pembahasan upaya peningkatan kondisi finansial maskapai penerbangan baik maskapai penerbangan berjadwal, tidak berjadwal, kargo dan perintis melalui regulasi operasional bisnis penerbangan yang lebih adil

“Ketiga menyelenggarakan konektivitas penerbangan secara komprehensif dengan sistem hub dan spoke baik untuk penerbangan domestik maupun internasional,” katanya pula.

Keempat melakukan deregulasi terkait proses ekspor-impor sparepart baik yang melekat maupun tidak melekat di pesawat dengan menggunakan Ilustrated Part Catalog (IPC) serta berdasarkan aturan Tokyo Round dari WTC.

Kelima meningkatkan implementasi safety management system (SMS) dan peningkatan safety culture dalam operasional penerbangan dari semua stakeholder, baik itu regulator (pemerintah), operator penerbangan (maskapai, bandara, MRO), dan masyarakat.

“Keenam dibentuknya Dewan Transportation Board bekerjasama dengan moda transportasi lain dan stakeholder terkait untuk mengembangkan transportasi multi moda dalam rangka mendukung pertumbuhan perekonomian nasional Indonesia,” ujar Denon.

INACA juga berharap peningkatan dukungan pemangku kepentingan di sektor penerbangan terhadap maskapai penerbangan nasional baik berjadwal, tidak berjadwal, kargo, dan perintis.

Dengan begitu dapat meningkatkan konektivitas penerbangan dan menjembatani kesenjangan pembangunan, mendukung desentralisasi, meningkatkan daya saing komoditas lokal, dan meningkatkan fungsi sebagai katalisator bagi pembangunan ekonomi lokal sehingga memastikan tidak ada wilayah Indonesia yang tertinggal.

“Selain itu pengembangan sektor penerbangan yang strategis juga dapat meningkatkan aksesibilitas domestik, regional, dan internasional, mendorong mobilitas ekonomi nasional, dan memberikan nilai tambah bagi negara,” kata Denon lagi.

Baca juga: Menhub dukung operasional FlyJaya demi penguatan konektivitas nasional

Baca juga: INACA ajak Citilink perkuat industri penerbangan nasional

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

[ad_2]

Source link